Bukan
pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang anak yang bernama Joa. Dia adalah
seorang pelajar SMA yang sedang mencari jati diri dan pujaan hati. Cie... yang
sendirian. Joa adalah pelajar yang pintar namun selalu mendapat rangking
terakhir sendiri di kelasnya. Tapi ini cerita disaat Joa masih pertama kalinya
masuk SMA. Joa sangat kuper, pendiam dan juga kumal. Namun Joa punya pendirian,
sejelek apapun Joa, dia tetaplah Joa dan bukan siapapun. Emang keren
pendiriannya, tapi menjijikkan karena tidak mau merubah dirinya menjadi lebih
baik.
Kulitnya
yang hitam tidak menurunkan pamornya, karena Joa berpostur tinggi dan berwajah
rupawan. MOS (Masa Orientasi Siswa) di hari pertama, Joa datang sangat awal
karena takut terlambat. Parkiran adalah tujuan utama Joa, karena Joa akan
memarkirkan motor maticnya. Ketika di
parkiran, Joa melihat seorang cewek berambut hitam, ikal, dan panjang dari
belakang. Joa belum kenal karena Joa
adalah siswi baru di SMA tersebut. Maaf salah, Joa adalah siswa baru, males
yang hapus.
“Hay
cowoks.. godain tante dongss.... Uuuhh...” ucap cewek tersebut dengan manja.
Tapi
mana mungkin ada tante-tante di area MOS ? Emang anak TK yang masih di tungguin
ibunya saat sekolah ? Jadi ucapannya mending di ganti aja sebagaimana aslinya.
“Hay,
selamat pagi,” ucap cewek tersebut dengan senyuman manis.
Cewek tersebut bukan cewek biasa,
namun cewek super cantik yang pernah Joa temui selain ibu kandungnya sendiri.
“Pa.. pagi juga mbak,” jawab Joa
tergagap-gagap.
“Hehe.. jangan panggil mbak dong,
kita kan seumuran,” ucapnya sambil menyipitkan mata dan tersenyum manis.
“Eh maaf, lalu aku panggil siapa
? Mbah, gitu ?” tanya Joa dengan gaya begoknya.
“Hahaha... kamu lucu banget sih
mas, panggil aja aku Vita,” jawab cewek tersebut yang ternyata memiliki nama.
Joa memiliki rasa grogi yang
sangat tinggi, untuk itu dia harus berjuang keras dalam menakhlukkan dirinya
untuk melakukan sesuatu. Setelah Joa mengetahui nama cewek tersebut, Joa selalu
dihadiri bayang-bayang Vita disetiap malamnya.
Pernah sesekali, Joa bermimpi
sedang berada di sekitar kuburan. Tiba-tiba Joa melihat sosok wanita berbaju
putih panjang yang lusuh dan kumuh. Joa berlari dengan sekuat tenagauntuk
meninggalkan tempat tersebut karena ketakutan. Namun apa daya, karena wanita
tersebut sangat menyeramkan, Joa pun menemuinya berulang kali ditempat ia
berpijak dalam pelariannya.
Joa pun menyerah pasrah dengan
nafas terengah-engah, ahh. Namun ketika wanita menyeramkan tersebut
mendekatinya, Joa masih merasa ketakutan dan berteriak sekencang-kencangnya.
“AAAaaaaaaa... Hantuuuu...!!!”
“Ssttttt... berisik amat sih
kamu, aku Vita Jo. Aku sudah meninggal kemarin sore, sekarng arwahku tak tenang
karena tak ada engkau di sisiku, higzz..” Vita menangis dengan cute.
“Vita,” sambil mengusap air
matanya Vita. “Aku tetap ada di sini kok” sambil memegang dimana letak hatinya
Vita berada.
“Aaaaaaaaa...... Joa porno!!!
Kenapa pegang-pegang dada Vita!!”.
Maksud ingin so sweet, namun
berakhir tragis. Joa pun langsung memeluk Vita.
“Maafkan aku sayang, kita akan
tetap satu walaupun kita berbeda alam,”.
Vita menangis setelah mendengar
ucapan Joa yang begitu so sweet. Air mata Vita mengalir deras seketika itu,
melewati pipinya dan membasahi pakaian Joa. Joa pun ikut menangis karena
terharu dengan kata-katanya sendiri.
Ketika bangun tidur, Joa
menyadari bahwa semua itu hanyalah mimpi belaka. Namun Joa masih merasakan
bagaimana rasanya dialiri air mata. Karena di saat itu Joa mengompol dengan
derasnya. Joa pun menjadi dewasa, atau yang biasa di sebut baligh.
Hari demi hari kian berganti, dan
menjadi hari selanjutnya setelah pertemuan pertamanya. Dalam pertemuan kedua,
Joa mempunyai rencana dengan kelompok MOSnya untuk menampilkan suatu pentas
untuk acara penutupan MOS pada hari ketiga. Tak terduga, ternyata Joa dan Vita
berada di dalam satu kelompok yang sama. Joa pun semakin grogi karena rasa
naksirnya.
“Eh kamu, kita ketemu lagi yah,
haha,”
“Iya Vit, tak terduga yah, jodoh
pasti bertemu,”
Joa tak sengaja mengucapkan
kalimat tersebut. Sehingga memunculkan beribu-ribu pertanyaan di dalam otak
Vita.
“Maksudmu ? Apa barusan kau
bilang ? Aku gak dengar yah ? Kamu bilang apa sih ?.........” pertanyaannya
monoton gak karuan.
“Eh, aku lagi nyanyi tau! Jodoh
pasti bertemu ₰ syalalala....” Joa beralasan tak bermutu.
“Aku kira... yaudah deh ga papa. Eh
iya, kita besok mau nampilin apa ?”
“Menampilkan drama aja gimana,
cinta dua alam,” Joa masih terbawa mimpi. Namun idenya sepertinya cemerlang.
“Jelek ah, nyanyi aja,” ucap
Vita.
Ternyata pendapat Joa tidak
dihargai. Joa menangis di dalam batin.
Akhirnya diputuskan untuk
menampilkan karya orkestra musik yang terdiri dari satu vokalis dan tiga
gitaris, walaupun dua diantaranya hanya menjadi figura doang karena tidak bisa bermain
gitar.
Hari demi hari kian berganti,
hingga menuju pada hari ketiga MOS. Joa sudah membawa alat musiknya dari rumah,
yaitu DJ cikicaw... Namun karena Joa tidak mempunyainya, maka diganti dengan
alat musik yang bernama gitar.
“Gimana, kamu sudah siap Vit ?”
“Siap dong!”
Mereka berdua menaiki panggung
karena sudah masuk giliran mereka. Namun karena sebenarnya ada empat personil,
mereka kembali turun panggung dan mengajak yang lainnya untuk menaiki panggung
kembali.
Joa groginya minta ampun, karena
itu Joa sempat ijin ke belakang untuk buang air kecil. Acaa sempat tertunda
sedikit lama, karena Joa tidak hanya buang air kecil, tetapi buang air besar
juga. Setelah selesai cebok, Joa kembali menuju tempat acara berlangung dan
menaiki panggung.
“Dari mana aja kamu ?” tanya
Vita.
“Biasa, jumpa fans,” elak Joa.
“Jreng..jreng... Syalalalala...
Jreng jreng.....bla bla bla bla blablablabla.....” Setelah beberapa saat pun
Joa dan rekan-rekannya selesai menampilkan pertunjukannya.
“Hah, capek juga ya Vit,”
“Kaga juga, kan aku hanya jadi
figura,” ternyata yang tidak bisa bermain gitar Vita juga termasuk.
“Gak papa Vit, kamu sudah
menampilkan yang terbaik kok. Aku bangga punya teman seperti kamu, semoga ini
awal kita yang nantinya akan berakhir bahagia pada saat kelak nanti,”
“Apa Jo ? Maksudmu ? Apa barusan
kau bilang ? Aku gak dengar yah ? Kamu bilang apa sih barusan ?.........”
pertanyaannya monoton gak karuan itu muncul kembali.
Joa membiarkan Vita berada di
dalam pertanyaannya. Harapan Joa di kala itu adalah, kebahagiaan yang nantinya
akan di dapatkan setelah kejadian itu terlewati.
Namun, seiring berjalannya waktu.
Beberapa bulan setelah itu Vita pindah sekolah karena alasan tertentu, yaitu
mengikuti orang tuanya yang berpindah tempat. Walau alasan aslinya karena gak
mau ketemu lagi karena sudah bosan dan jijik dengan sesosok Joa. Namun Joa
masih mengharapkannya kembali, karena Vita berhutang 1000 rupiah ketika hendak
membeli jajanan di depan sekolah dua hari sebelum Vita pergi.
1 komentar:
Click here for komentarConversionConversion EmoticonEmoticon