Makna Lirik Lagu Indie Nadin Amizah

Cinta Pertama Joa Dikala SMA

                Bukan pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang anak yang bernama Joa. Dia adalah seorang pelajar SMA yang sedang mencari jati diri dan pujaan hati. Cie... yang sendirian. Joa adalah pelajar yang pintar namun selalu mendapat rangking terakhir sendiri di kelasnya. Tapi ini cerita disaat Joa masih pertama kalinya masuk SMA. Joa sangat kuper, pendiam dan juga kumal. Namun Joa punya pendirian, sejelek apapun Joa, dia tetaplah Joa dan bukan siapapun. Emang keren pendiriannya, tapi menjijikkan karena tidak mau merubah dirinya menjadi lebih baik.
                Kulitnya yang hitam tidak menurunkan pamornya, karena Joa berpostur tinggi dan berwajah rupawan. MOS (Masa Orientasi Siswa) di hari pertama, Joa datang sangat awal karena takut terlambat. Parkiran adalah tujuan utama Joa, karena Joa akan memarkirkan motor maticnya. Ketika di parkiran, Joa melihat seorang cewek berambut hitam, ikal, dan panjang dari belakang.  Joa belum kenal karena Joa adalah siswi baru di SMA tersebut. Maaf salah, Joa adalah siswa baru, males yang hapus.
                “Hay cowoks.. godain tante dongss.... Uuuhh...” ucap cewek tersebut dengan manja.
                Tapi mana mungkin ada tante-tante di area MOS ? Emang anak TK yang masih di tungguin ibunya saat sekolah ? Jadi ucapannya mending di ganti aja sebagaimana aslinya.
                “Hay, selamat pagi,” ucap cewek tersebut dengan senyuman manis.
Cewek tersebut bukan cewek biasa, namun cewek super cantik yang pernah Joa temui selain ibu kandungnya sendiri.
“Pa.. pagi juga mbak,” jawab Joa tergagap-gagap.
“Hehe.. jangan panggil mbak dong, kita kan seumuran,” ucapnya sambil menyipitkan mata dan tersenyum manis.
“Eh maaf, lalu aku panggil siapa ? Mbah, gitu ?” tanya Joa dengan gaya begoknya.
“Hahaha... kamu lucu banget sih mas, panggil aja aku Vita,” jawab cewek tersebut yang ternyata memiliki nama.
Joa memiliki rasa grogi yang sangat tinggi, untuk itu dia harus berjuang keras dalam menakhlukkan dirinya untuk melakukan sesuatu. Setelah Joa mengetahui nama cewek tersebut, Joa selalu dihadiri bayang-bayang Vita disetiap malamnya.
Pernah sesekali, Joa bermimpi sedang berada di sekitar kuburan. Tiba-tiba Joa melihat sosok wanita berbaju putih panjang yang lusuh dan kumuh. Joa berlari dengan sekuat tenagauntuk meninggalkan tempat tersebut karena ketakutan. Namun apa daya, karena wanita tersebut sangat menyeramkan, Joa pun menemuinya berulang kali ditempat ia berpijak dalam pelariannya.
Joa pun menyerah pasrah dengan nafas terengah-engah, ahh. Namun ketika wanita menyeramkan tersebut mendekatinya, Joa masih merasa ketakutan dan berteriak sekencang-kencangnya.
“AAAaaaaaaa... Hantuuuu...!!!”
“Ssttttt... berisik amat sih kamu, aku Vita Jo. Aku sudah meninggal kemarin sore, sekarng arwahku tak tenang karena tak ada engkau di sisiku, higzz..” Vita menangis dengan cute.
“Vita,” sambil mengusap air matanya Vita. “Aku tetap ada di sini kok” sambil memegang dimana letak hatinya Vita berada.
“Aaaaaaaaa...... Joa porno!!! Kenapa pegang-pegang dada Vita!!”.
Maksud ingin so sweet, namun berakhir tragis. Joa pun langsung memeluk Vita.
“Maafkan aku sayang, kita akan tetap satu walaupun kita berbeda alam,”.
Vita menangis setelah mendengar ucapan Joa yang begitu so sweet. Air mata Vita mengalir deras seketika itu, melewati pipinya dan membasahi pakaian Joa. Joa pun ikut menangis karena terharu dengan kata-katanya sendiri.
Ketika bangun tidur, Joa menyadari bahwa semua itu hanyalah mimpi belaka. Namun Joa masih merasakan bagaimana rasanya dialiri air mata. Karena di saat itu Joa mengompol dengan derasnya. Joa pun menjadi dewasa, atau yang biasa di sebut baligh.
Hari demi hari kian berganti, dan menjadi hari selanjutnya setelah pertemuan pertamanya. Dalam pertemuan kedua, Joa mempunyai rencana dengan kelompok MOSnya untuk menampilkan suatu pentas untuk acara penutupan MOS pada hari ketiga. Tak terduga, ternyata Joa dan Vita berada di dalam satu kelompok yang sama. Joa pun semakin grogi karena rasa naksirnya.
“Eh kamu, kita ketemu lagi yah, haha,”
“Iya Vit, tak terduga yah, jodoh pasti bertemu,”
Joa tak sengaja mengucapkan kalimat tersebut. Sehingga memunculkan beribu-ribu pertanyaan di dalam otak Vita.
“Maksudmu ? Apa barusan kau bilang ? Aku gak dengar yah ? Kamu bilang apa sih ?.........” pertanyaannya monoton gak karuan.
“Eh, aku lagi nyanyi tau! Jodoh pasti bertemu ₰ syalalala....” Joa beralasan tak bermutu.
“Aku kira... yaudah deh ga papa. Eh iya, kita besok mau nampilin apa ?”
“Menampilkan drama aja gimana, cinta dua alam,” Joa masih terbawa mimpi. Namun idenya sepertinya cemerlang.
“Jelek ah, nyanyi aja,” ucap Vita.
Ternyata pendapat Joa tidak dihargai. Joa menangis di dalam batin.
Akhirnya diputuskan untuk menampilkan karya orkestra musik yang terdiri dari satu vokalis dan tiga gitaris, walaupun dua diantaranya hanya menjadi figura doang karena tidak bisa bermain gitar.
Hari demi hari kian berganti, hingga menuju pada hari ketiga MOS. Joa sudah membawa alat musiknya dari rumah, yaitu DJ cikicaw... Namun karena Joa tidak mempunyainya, maka diganti dengan alat musik yang bernama gitar.
“Gimana, kamu sudah siap Vit ?”
“Siap dong!”
Mereka berdua menaiki panggung karena sudah masuk giliran mereka. Namun karena sebenarnya ada empat personil, mereka kembali turun panggung dan mengajak yang lainnya untuk menaiki panggung kembali.
Joa groginya minta ampun, karena itu Joa sempat ijin ke belakang untuk buang air kecil. Acaa sempat tertunda sedikit lama, karena Joa tidak hanya buang air kecil, tetapi buang air besar juga. Setelah selesai cebok, Joa kembali menuju tempat acara berlangung dan menaiki panggung.
“Dari mana aja kamu ?” tanya Vita.
“Biasa, jumpa fans,” elak Joa.
“Jreng..jreng... Syalalalala... Jreng jreng.....bla bla bla bla blablablabla.....” Setelah beberapa saat pun Joa dan rekan-rekannya selesai menampilkan pertunjukannya.
“Hah, capek juga ya Vit,”
“Kaga juga, kan aku hanya jadi figura,” ternyata yang tidak bisa bermain gitar Vita juga termasuk.
“Gak papa Vit, kamu sudah menampilkan yang terbaik kok. Aku bangga punya teman seperti kamu, semoga ini awal kita yang nantinya akan berakhir bahagia pada saat kelak nanti,”
“Apa Jo ? Maksudmu ? Apa barusan kau bilang ? Aku gak dengar yah ? Kamu bilang apa sih barusan ?.........” pertanyaannya monoton gak karuan itu muncul kembali.
Joa membiarkan Vita berada di dalam pertanyaannya. Harapan Joa di kala itu adalah, kebahagiaan yang nantinya akan di dapatkan setelah kejadian itu terlewati.
Namun, seiring berjalannya waktu. Beberapa bulan setelah itu Vita pindah sekolah karena alasan tertentu, yaitu mengikuti orang tuanya yang berpindah tempat. Walau alasan aslinya karena gak mau ketemu lagi karena sudah bosan dan jijik dengan sesosok Joa. Namun Joa masih mengharapkannya kembali, karena Vita berhutang 1000 rupiah ketika hendak membeli jajanan di depan sekolah dua hari sebelum Vita pergi.
Previous
Next Post »

1 komentar:

Click here for komentar
Vitanova
admin
10 October 2015 at 21:03 × This comment has been removed by a blog administrator.
avatar
Terimakasih atas kunjungannya, Salam #SobatJoa!