Hay sobat Joa! Kali ini joa akan menshare tugas kuliah Joa yang berbau tentang keguruan. Bahasanya tidak seperti biasanya, kali ini Joa menggunakan bahasa formal, walaupun susah banget buat Joa jika formal-formalan. Haha, nih disimak aja. Semoga menambah wawasanmu dan bermanfaat!
Tujuh teknik pengajaran
menyimak ini sangatlah penting untuk dikuasai guru dalam membimbing peserta didiknya.
Pada jenjang SD, guru harus bisa menguasai teknik ini untuk diajarkan kepada
peserta didiknya. Teknik ini mampu merangsang kecerdasan peserta didik, terutama
pada jenjang SD. Teknik ini dipraktikkan dengan unsur permainan, karena materi
untuk peserta didik pada jenjang SD akan jauh lebih mudah diserap peserta didik
dengan menggunakan unsur permainan. Ketujuh teknik ini akan diperjelas pada
ulasan berikut ini.
1. Dengar Ulang Ucap
Teknik ini materinya berasal dari
unsur bahasa yang terkecil, huruf (yang belum memiliki makna, jika dirangkai
barulah memiliki makna), kata, frasa dan kalimat. Metode ini diajarkan dengan
cara guru mengucapkan sesuatu yang sudah dipersiapkan dan disesuaikan sesuai
kemampuan berfikir anak. Setelah itu peserta didik disuruh menyimak dan
menirukan apa yang telah diucapkan gurunya.
Contoh :
Guru mengucapkan kalimat “kita
sekolah untuk menuntut ilmu”. Peserta didik (jenjang SD) menyimak dengan
seksama dan menirukan kalimat “kita sekolah untuk menuntut ilmu” secara satu
persatu dengan tepat.
Redaksinya :
Dapat dikatakan sukses jika peserta
didik mampu menirukannya dengan benar. Jika peserta didik tidak sesuai dengan
apa yang diucapkan guru, maka peserta didik mendapat hukuman.
2. Dengar Tulis
Teknik ini biasanya disebut dengan
teknik dekte. Teknik ini hampir mirip dengan teknik dengar ulang ucap.
Berbedanya hanya disifatnya, jika dengar ulang ucap bersifat lisan, dengar
tulis bersifat tulis. Teknik ini dilakukan dengan cara guru mengucapkan suatu
kata atau kalimat, peserta didik disuruh untuk menyimak dengan cermat dan menulis
apa yang diucapkan oleh gurunya.
Contoh :
Contoh di sini saat pelajaran bahasa
asing, misalnya pelajaran bahasa arab. Guru mengucapkan kata “ana” yang berarti
“saya”, dan diharapkan peserta didik menuliskan kata “ana” di bukunya.
Redaksinya :
Jika peserta didik tidak menulis kata
“ana” yang berarti “saya” tetapi menuliskan kata “anta” yang berarti kamu, maka
peserta didik akan mendapatkan hukuman.
3. Dengar Kerjakan
Teknik ini dilakukan dengan cara guru
mengucapkan sesuatu yang berisi perintah dan peserta didik disuruh untuk menyimak
dengan cermat dan melakukan perintahnya tersebut. Teknik ini mampu meningkatkan
daya konsentrasi peserta didik.
Contoh :
Guru mengucapkan “hapus papan tulis
itu”, peserta didik diharapkan mengerjakan sesuai apa yang diperintahkan guru.
Redaksinya
:
Jika
peserta didik melakukan kegiatan menghapus papan tulis, maka peserta didik
tersebut benar. Tetapi jika peserta didik melakukan hal lain (misal melakukan
menggambar di papan tulis) maka peserta didik mendapat hukuman (peringatan).
4. Dengar Terka
Teknik ini membutuhkan kemampuan
menyimak dengan cermat. Teknik ini dilakukan dengan cara guru memberikan
deskripsi yang menggambarkan suatu benda dan peserta didik diharapkan mampu
menebaknya.
Contoh :
Guru membacakan soal “aku terbuat
dari kayu, aku digunakan untuk duduk, siapakah aku ?”. Jawabannya adalah kursi.
Redaksinya
:
Jika
peserta didik menjawab salah, maka peserta didik akan mendapat hukuman.
5. Memperluas Kalimat
Teknik ini membutuhkan kemampuan
menyimak dan kreatifitas yang tinggi. Teknik ini dilakukan dengan cara guru
memberikan suatu kalimat yang akan diperluas oleh peserta didik, yang
dihasilkan dari teknik ini adalah kalimat yang diperluas.
Contoh :
Guru memberi kalimat “saya siswa
pintar”. Kemudian dilanjutkan peserta didik “saya siswa pintar kelas satu SD”.
Kemudian dilanjutkan lagi oleh peserta didik yang lainnya “saya siswa pintar
kelas satu SD Magelang 6”.
Redaksinya :
Jika peserta didik tidak mampu melanjutkan
dengan membuat perluasan kalimat, maka peserta didik akan mendapatkan hukuman.
6. Menemukan Benda
Teknik ini dilakukan dengan cara guru
sudah memiliki beberapa benda yang sudah dipersiapkan dan benda-benda tersebut
adalah benda-benda yang belum dikenal oleh peserta didik. Benda-benda tersebut
diletakkan pada meja guru yang berada di depan peserta didik. Kemudian guru
menyebutkan nama atau menyebutkan ciri-ciri suatu benda. Peserta didik
menggunakan kemampuan menyimaknya dan harus menghafal benda-benda yang baru
saja ia kenal.
Contoh :
Guru memperkenalkan nama dari sebuah
benda satu persatu. Benda-benda tersebut bernama jarum, benang dan kancing
baju. Selanjutnya guru menyuruh peserta didik maju untuk mencari benda yang
bernama jarum.
Redaksinya :
Jika peserta didik mampu menemukan
benda yang bernama jarum, maka dapat disimpulkan bahwa teknik menyimak ini
berhasil diserap peserta didik dengan sukses, dan peserta didik tersebut perlu
mendapat penghargaan seperti tepuk tangan dan pujian. Jika peserta didik salah
mengambil, maka peserta didik akan mendapat hukuman.
7. Siman Bilang
Siman adalah nama orang, nama ini
bisa diganti dengan nama siapa pun.Teknik ini membutuhkan kemampuan menyimak
yang sangat tinggi. Cara menyampaikan teknik ini salah satunya adalah dengan
cara menyuruh satu peserta didik maju ke depan kelas untuk berperan sebagai Siman.
Siman akan mengucapkan kalimat perintah dan akan dilakukan oleh peserta didik
yang lainnya. Hanya yang diucapkan oleh Siman, bukan tindakan.
Contoh :
Peserta didik yang berperan sebagai
Siman mengucapkan “ayo lompat” maka peserta didik yang lainnya akan melompat
seperti apa yang diperintahkan oleh Siman.
Redaksinya :
Jika siman melakukan tindakan
melompat tanpa berkata dan peserta didik yang lainnya ikut melompat, maka
peserta didik yang lainnya mendapatkan sanksi.
Catatan :
Hukuman diberikan agar peserta
didik meningkatkan konsentrasi kemampuan menyimak agar menjadi pribadi yang
jauh lebih baik.
Gimana sobat ? Ada yang bercita-cita menjadi guru ? Silahkan kuasai beberapa teknik tersebut ya kawan. Tunggu bagian keduanya :D Sekian dari Joa.
Salam #SobatJoa
ConversionConversion EmoticonEmoticon