Makna Lirik Lagu Indie Nadin Amizah

Bayangan Mantan

Pada suatu hari, muncul seorang anak yang bernama Joe Azkha dari rahim seorang ibu.

"Oyee... oyee....." bayi yang satu ini gak bisa menangis oek oek.

Anak tersebut terlahir dengan keadaan jomblo, dan tidak memiliki pacar satu pun. (ya iyalah!!!). Nama tersebut diciptakan ayahnya karena terinspirasi dengan tokoh kartun Jepang, yaitu Naruto (gak nyambung!). Karena namanya cukup susah, ayahnya pun menyingkat dengan nama panggilan "Joa". Setelah ia berumur 4 tahun, Joa bertemu dengan wanita cantik. Saat ingin berkenalan, ternyata Joa belum bisa ngomong karena perlambatan pertumbuhan, jadinya gak jadi kenalan di kala itu. Joa sempat nangis karena rencana berkenalannya gagal total.

Setelah satu tahun kemudian, Joa sudah bisa ngomong. Ia bisa ngomong karena belajar di kampus. Hal pertama yang dia pelajari adalah mengenai Budi. "Ini Budi, ini Burung, ini Burung Budi,". Joa pun bisa ngomong karena sudah masuk kampus playgroupnya.

"Cinta itu bukan hal yang bisa terlihat, tetapi bisa di rasakan. Jangan sampai tertipu dengan cinta palsu! Ingat itu anak-anak," ucap Bu Dina, guru di playgroupnya.

"Lho bu, kami belum sampai pada jenjang itu. Jangan bikin kami dewasa terlalu dini. Kami mohon :'( " ucap salah satu mahasiswa di playgroupnya.

"Oh maaf, Bu Dina terbawa suasana karena kemarin baru cerai yang keempat kalinya :'( "

Kegiatan yang biasanya dilakukan oleh ABG di dalam dunia percintaannya adalah putus nyambung. Berbeda dengan orang tua yang satu ini, Bu Dina merasa umurnya tidaklah muda lagi, dia pun menyesuaikan kebiasaan yang sesuai dengan umurnya, yaitu cerai rujuk.

Singkat cerita, Joa sudah menginjak kelas 6 SD pada umur 15 tahun. Joa gak naik kelas karena masalah kecil, yaitu bodoh.

1 bulan setelah masuk kelas enam, ada siswi pindahan dari sekolah ternama luar kota. Alasannya pindah karena menyesuaikan ayahnya yang berpindah-pindah tempat pekerjaan.

"Anak-anak, kalian akan mendapat teman baru sekarang. Namanya Ika Nurmayani. Silahkan perkenalkan dirimu nak," ucap Bu Rini selaku wali kelas.

"Iya bu.. Haloo teman-teman.." ucap Ika.

"Haloo juga Ika," teriak satu kelas.

"Perkenalkan nama saya Ika Nurmayani, biasa di panggil Fatimah. Saya sekolah di sini karena dipaksa oleh ayahku, karena sebenarnya saya ingin sekolah di Barcelona, Spanyol," 

Fatimah bukan hanya penggila bola, namun dia juga penggila pria. Rencana dia sekolah di luar negri untuk memperbaiki keturunan. Pemain bola atau pria favorit Fatimah adalah gelandang Club Barcelona, Slamet Ningsih. Padahal pemain ini sebenarnya menjabat tukang pungut bola dan sampah.

Fatimah memiliki postur tubuh yang ideal. Kulit putih mulus, semulus prosotan TK, tinggi 178cm, rambut panjang yang lurus seperti jalan tol, dan gigi putih yang kinclong bak samurai yang baru diasah menjadikannya primadona baru di sekolah Joa.

Namun Joa tak menyukainya, karena Joa sudah naksir duluan dengan adhek kelasnya. Cahya namanya. Joa mengenal Cahya sejak cahaya matahari menyinari dunia di tahun lalu (jadi Joa kenalnya baru tahun lalu, gitu lho..).

Suatu hari, ketika di kantin Joa membeli soto andalannya.

"Mbok Ndut, soto seperti biasa ya. Gue laper banget nih hari ini,"

"Siap Joo.. pedes kan ??"

"Nggakk!!!,  ntar aku diare di kelas lagi malah payah. Huh,"

"Haha."

Minggu yang lalu, Joa membeli soto di Mbok Ndut dengan 4 sendok sambal, al hasil Joa mencret di kelas.

Tiba-tiba terlihat sesosok Fatimah yang menguraikan rambutnya bagai Trio Tiger  ke kanan dan ke kiri. Namun Joa tak melihat Fatimah, melainkan Cahya yang tepat berada di belakang Fatimah.

"Hay teman sekelas baruku.. jangan liatin gue kek git.." Fatimah sebelum selesai ngomong, Joa sudah memegang kepalanya untuk menyingkirkannya.

"Awas, lo ganggu pemandangan gue aja," ucap Joa.

Fatimah langsung lari dan menangis di toilet.

"Mengapa makhluk sempurna seperti gue terabaikan Tuhan ?! Higs... MengapaaAAA!!" Fatimah frustai (mungkin maksudnya Joa frustasi).

Kembali lagi kepada Joa. Joa hanya duduk termenung melihat bangku sebelah yang sedang dikuasai Cahya.

"MasyaAllah.. Wanita itu begitu indah..." Joa bersyukut telah diberi hidup.

Beberapa menit kemudian Cahya merasa tak enak badan, karena dia merasa ada yang sedang memperhatikannya. Tiba-tiba Cahya kentut sendiri.

"Tut..Tuuut.. Brooottt...."

Semua orang berlarian dan ketakutan setelah mendengar kentut Cahya. Seketika itu Cahya langsung menangis. Namun beberapa saat kemudian cahya berhenti menangis karena mendengar ucapan seseorang.

"MasyaAlah.. Harumnya..."

Setelah Cahya mencari sumber suara, ternyata dia menemukan seseorang yang bernama Joa, sedang menikmati kentutnya dengan lapang dada. Cahya pun terharu karena ada seseorang yang menghargainya sampai ke sisi terburuknya. Cahya langsung berlari dan memeluk Joa.

"Makasih kak, walaupun lo jelek tapi lo baik banget. Apa yang bisa gue lakuin buat balas kebaikan lo itu ?" tanya Cahya dengan sedikit tangisan terharunya.

Cahya menawarkan sesuatu yang sangat sakral. Joa pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan gaya jaimnya.

"Sudahlah, itu hanya masalah kecil. Gak usah di balas lah kebaikan itu, cukup kamu menjadi kekasihku saja sudah cukup," Joa langsung nembak di kantin sekolah yang berbau kentut Cahya.

"Iya kak, gue mau kok,"

Joa langsung mimisan.

Joa bahagia banget, rasanya pingin makan aspal depan sekolah. Joa pernah bernazar, jika sampai mereka jadian, maka Joa akan jajanin semua murid yang ada di sekolahnya dengan gratisan bershoping di Mbok Ndut. Hari berikutnya ia tepatin Nazarnya, Joa jajanin semua murid dengan menggadaikan sertifikat rumahnya. Joa keren (keren apaan, Joa itu tolol tau!) (iya, udah tau kok :'( ).

Namun Joa sempat kaget, tiba-tiba dia melihat Cahya sedang makan bareng di kantin Mbok Ndut dengan seorang cowok lain yang begitu lebih sangat dan terlalu ganteng jika dibandingkan dengan Joa.

"Siapa kau! Menikmati gratisanku dengan menikmati cewekku pula, gak tau siapa gue lo ?!!" teriak Joa.

"Emang lo siapa berani ngebentak gue ? Ha?!" teriak cowok tersebut.

Tiba-tiba cowok tersebut membuka jaketnya yang ternyata berseragam SMP. Diangkat bajunya dan melepas ikat pinggang yang ternyata sebuah jeruji besi buat tawuran.

"Gue... gguu...e...."

"Siapa lo!" teriak cowok tersebut di depan gagapnya Joa.

"Gue gak tau siapa gue kak, higs... gue hilang ingatan... ini di mana ? ini pelanet apa ??" Joa berlagak hilang ingatan. "Kamu siapa emang kak ?" lanjut Joa.

"Gue Wanto, pacar barunya Cahya, tadi pagi baru jadian. Makan nih tangan! Brakkk!!" Joa kena jotos dan mimisan lagi.

Joa langsung berlari ke kamar mandi dan menangis, maupun kencing sambil berlari karena ketakutan dengan pacar barunya Cahya. Ternyata si Cahya adalah Buaya wanita, Joa tertipu sangat. Ketika di kamar mandi, Joa bertemu dengan Fatimah yang ternyata masih menangis sejak hari kemarin. Fatimah menginap di wc sekolah buat meratapi hidupnya dengan tangisan di matanya.

"Eh Fatimah, ka..." Joa belum selesai ngomong sudah ditinggal lari Fatimah.

Kabarnya sih Fatimah pindah sekolah lagi di hari itu, Joa pun menjadi jomblo tersengsara yang masih terbayang-bayang sakitnya ditinggalkan dua cewek dalam sehari.

Jangan ikut menangis ya kawan, Joa masih Sakit nih hatinya.. higzz.... Salam #SobatJoa
Previous
Next Post »
Terimakasih atas kunjungannya, Salam #SobatJoa!