Makna Lirik Lagu Indie Nadin Amizah

Kasih Berkisah Kesah (Bagian 6)


<<sebelumnya di bagian 5...

“Calon suami orang, apa maksudmu Mel?!” bentak Tia sambil memegang kerah Amel.

“Eh eh eh.. Udah telat, malah berantem mulu. Keluar kamu! Kalian berdua keluar!” teriak guru di kelas itu.
Tia dan Amel bergegas meninggalkan kelas dengan membawa tas masing-masing.

“Eh eh eh.. gak usah bawa tas! Kembali! Eh eh eh!!!” teriak guru sambil berdiri dari kursinya.

Tia dan Amel semakin gegas untuk meninggalkan kelas dan mengabaikan himbauan guru. Prinsip mereka adalah ketika ada guru yang mengusir, tandanya mereka harus bolos. Mereka langsung lari dan memanjat dinding belakang sekolah.

“Sialan tuh guru baru, belum tau apa rasanya dibakar!” gumam Tia sembari mengeluarkan bungkus rokok dari tasnya.

“Dia itu calonnya Pak Slamet tau gak!” sahut Amel dengan mengeluarkan tahu goreng dari tasnya.

“Apa?! Apa apaan guru itu, gak ada pantes-pantesnya ama Pak Slamet!” marah Tia sambil mengambil air minum mineral dari tasnya.

“Iya, katanya minggu lalu udah tunangan. Tapi lagi ada masalah-masalah gitu deh gosipnya,” sahut Amel dengan mengeluarkan beberapa premen dari tasnya.

Mereka berdua terus membicarakannya sampai sang surya menjadi senja. Alhasil mereka mendapatkan beberapa uang dari hasil ngasong di lampu merah belakang sekolah. Mereka mempunyai prinsip lagi, daripada membolos untuk melakukan hal-hal tak bermanfaat lebih baik cari uang.

“Eh iya Mel, kamu tunggu sini dulu ya, aku mau balik ke kelas dulu. Ada yang ketinggalan nih! Bentar..”

Tia langsung berlari dan kembali memanjat dinding belakang sekolah dengan lincahnya. Lima menit kemudian terlihat seorang wanita berkostum tanktop dan bercelana sot melompat dari dinding belakang sekolah. Wanita itu berkulit hitam dan berbau sangit.

“Siapa kamu! Ku tonjok ampe Kalimantan kamu!” teriak Amel sambil mengacungkan genggaman tangan.

“Woo.. Udah berani kamu! Ku balas ampe New Zeland kau!!” ucap wanita sangit itu.

“Eh, kamu? Tai?”

“Tai gundulmu! Aku Tia! Fak!”

“Eh, haha.. Abis ngebom hotel mana kamu? Haha..” girang Amel melihat wajah gosong Tia.

“Besok kalau kita mau telat aman, yang terpenting sekarang kita lari dulu sebelum ketahuan! Buruan!!” sentak Tia sambil menggeret tangan Amel.

“Eh tapi.. kenapa..” sahut Amel bingung dan ikut berlari.

Hari berkutnya, Tia terbangun dengan wajah yang begitu cemerlang. Ia bangun jam setengah delapan, dengan santainya ia melangkah menuju kamar mandi dan bernyanyi lagu bertema kebebasan. Ia berjalan menuju sekolah dengan girang, menari-nari di atas trotoar.

“Syukur deh, hari ini santai.. lalala.. bebas...”

Sesampainya di depan pintu gerbang kemerdekaan, eh sekolahan, ia terjengat kaget akibat melihat penampakan sesuatu.

“Eh, bapak gak ambil cuti?”

“Enggak neng, gara-gara motorku kemarin meledak malah aku gak bisa pulang dari kemarin. Sana kamu cabutin rumput di depan gerbang. Cepat!! Bocah kok yo telatan, marai tambah jengkel wae!” marah Kamal, satpam sekolah.

Previous
Next Post »
Terimakasih atas kunjungannya, Salam #SobatJoa!