<<sebelumnya di bagian 8...
“Tia, ayo bangun?” gugah seorang cowok dari samping tempat tidur Tia.
“Hmmhh... berisik! Siapa ka... kau... kau? Kau cowok yang ada di taman waktu itu?!” mata Tia langsung terbeliak seketika.
“Sttt... Jangan keras-keras, nanti ibu dan kedua bapakmu bangun!” bisik cowok itu sambil menutup mulut Tia dengan jari telunjuknya. “Aku ingin ajak kamu ke suatu tempat,” lanjutnya.
Tia mengangguk dengan goresan senyum di wajahnya. Tiba-tiba mata Tia ditutup dengan kedua tangan si cowok. Tia pun meronta-ronta dengan ganas.
“Lepasin... lepasin tanganmu ini,” rintih Tia.
“Sabar, aku akan perlihatkan kamu suatu tempat yang sangaaaaaaat indah,” ucap cowok itu dengan menggiring langkah Tia menuju ke suatu tempat.
“Lepasin... tolong lepasin..”
“Kamu akan melihat sesuatu yang belum pernah kamu lihat sebelumnya,” dengan masih menggiring Tia.
“Lepasin bego! Udah gue bilang lepas ya lepas! Tangan lo tuh bau!” teriak Tia dengan melepas tangan cowok itu yang menutupi mata hingga hidungnya. “Eh, tempat apa ini?”
Mulut Tia seketika membuka lebar setelah melihat apa yang ada di depannya. Tampak berderet-deret barisan lilin di sekitarnya. Barisan lilin itu mengarah ke arah suatu objek. Terdapat wajah Tia menempel di atas kanfas. Goresan kuas mampu menyawakan lukisan tersebut dengan nilai yang sangat tinggi. Tia sangat menyukai seni, terlebih pada seni lukis.
“Ini kamu yang gambar?! Keren bangeett!!! Amazing full!!” kagum Tia dengan teriakan puas.
“Semua ini untuk kamu. Tau gak, aku lukis semua ini dengan cinta.”
“Fak.. ini cowok soswit bangeeett!!! Baru kali ini aku dapet hadiah dari seorang cowok, apa lagi dari cowok yang gantengnya lebih dari Pak Slamet. Aaaaa!!!” teriak batin Tia.
“Kamu seneng?” tanya cowok itu sambil menatap Tia manja.
“Ah.. Kamu...” ucap Tia sambil membalas tatapan manja cowok itu.
Mereka berdua saling menatap dengan manja. Sesekali Tia menjulkurkan lidahnya agar kesan manja semakin terlihat. Seiring berjalannya waktu, wajah mereka semakin mendekat. Tia menutup matanya, menikmati suasana romantis di kala itu.
“Eh stop!” ucap Tia tiba-tiba.
Tia langsung merogoh saku di celananya, diambilnya sebuah ponsel dan mencari lagu romantis. Berawal dari tatap, lagu dari Yura ia putar dan menuntut cowok itu untuk melanjutkan saat-saat romantisnya.
Tangan cowok itu melingkar di pinggul Tia. Tangan Tia tak mau kalah, ia lingkarkan ke leher cowok itu. Keadaan itu memunculkan geliat ditubuh Tia karena sebuah keromantisan. Mereka berdua kembali saling tatap, memejamkan mata, dan mulut mereka saling terbuka untuk melakukan kegiatan ber... bernyanyi bersama.
“Kau membuatku bahagia, disaat hati ini terluka.. Kau membuatku tertawa, disaat hati ini terbawa.. Terbawa oleh cintamu untukku.. Untuk kita...” mereka berdua bernyanyi dengan penuh keromantisan.
ConversionConversion EmoticonEmoticon