Hari berganti hari, kenangan indah yang membuat muntah itupun masih melekat di ingatan Nia. Dia sering mengalami mimpi bruk yang membuatnya terbangun pada sunyinya tengah malam. Sesekali ia juga mendengar suara-suara aneh ketika terbangun dari tidurnya. Hal itu membuat matanya terlihat berkantung dan membiru karena selalu begadang akan rasa takut yang campur aduk.
Ibunya merasa bingung kenapa belakangan hari ini Nia terlihat begitu murung dan jarang ngomong. Apalagi teman-temannya, mereka semua sangat merasa khawatir karena tak lagi mendapat update gosip-gosip terbaru dari mulut Nia. Sesekali kepedulian temannya ia abaikan karena rasa trauma yang ia derita.
“Nia, kamu abis putus ya?” tana Hesti, salah satu teman gosipnya.
“Putus pala lo! Pacar aja gak punya! Sini hape lo, gue mau minta nomor cowok lo pade! Sini buruan kasih!” paksa Nia sembari merogoh-rogoh saku celana temannya.
“Pergi yuk.. Pergi.. dasar cewek aneh!” ajak Hesti sambil menggiring teman-temannya untuk meninggalkan Nia.
Kemurungan dan keantagonisan Nia saat menyikapi percakapan teman membuatnya tersendiri dan jauh dari siapapun. Tatapan kosong selalu terpancar di wajahnya tanpa ada satu orang pun tau.
Tak lama kemudian, tiba-tiba ada seseorang yang duduk di sampingnya. Memejamkan mata, Nia hirup aroma parfum yang sangat khas dan langsung membuat lehernya berputar untuk memandang seseorang di sampingnya itu.
“Putra!”
Wajah kusam, tatapan kosong, melas, dan apapun itu seakan-akan hilang seketika. Semua itu tersapu akibat melihat cowok idamannya berada tepat di sampingnya.
“Kamu, ngapain?!”
“Kamu yang ngapain, duduk sendiri menatap goyangan rumput. Kesambet baru tau rasa lo! Haha,” guyon Putra.
“Kesambet kamu kali yak! Haha.”
Ceria tampak jelas tergambar di wajah Nia. Sangat kontras dengan apa yang telah terjadi dibeberapa menit sebelumnya. Putra memang seorang mod boster bagi Nia, ia mampu menuntaskan wajah kusam seperti halnya sabun wajah.
“Maafin Jum’at lalu ya, aku gak bisa datang ke taman. Badanku meriang kemarin, bahkan sampai sekarang.”
“Eh, kalau meriang kenapa gak istirahat di rumah aja?”
“Meriangku yang sekarang beda ama meriang Jum’at lalu,” ujar Putra dengan nada lemas.
“Apa bedanya?” tanya Nia dengan wajah penuh kekhawatiran.
“Meriangku yang sekarang itu, adalah...”
bersambung...
ConversionConversion EmoticonEmoticon