<<sebelumnya di bagian 10...
Aska terbangun dari mimpi
buruknya. Jantungnya begitu kencang memompa darah sampai-sampai membuat wajahnya memerah. Dengan penuh engah, ia lihat jam dinding di
atas pintu kamarnya dan tampak dengan jelas bahwa waktu telah menunjukkan pukul
setengah tujuh pagi.
“Waduh, bego baget sih
gue!” ujar Aska sembari menyingkirkan selimut di atas kakinya.
Tanpa pikir panjang,
Aska langsung berlari menuju kamar mandi. Diambilnya seciduk air untuk mencuci
muka dan membasahi rambutnya. Tak ada satu menit, ia langsung berlari keluar
kamar mandi dan mengambil baju ganti.
"Buru-buru amat sih, Ka? Ada jam kelas pagi ya?" tanya Ibu Aska saat melihat anaknya bergegas memakai sepatu.
"Ada janji, mak. Ini janji suci. Janji seorang lelaki untuk bertemu dengan calon mempelai."
"Kamu belum bangun tidur ya? Ini kehidupan nyata loh?!" tanya Ibu Aska dengan penuh tanda tanya di kepalanya. "Eh iya, Ka. Mamak mau titip..." lanjutnya belum rampung.
“Aska berangkat, Mak! Dahh..” pamit Aska tanpa menggubris omongan ibunya.
“Askaaaaaaaaaaaaaa!!”
teriak ibunya tidak ikhlas.
Sebenarnya di pagi itu
Aska memiliki jadwal untuk mengantarkan pesanan, tapi ia dibutakan oleh nafsu
gilanya. Perintah dari Indah mengalahkan perintah dari wanita yang telah melahirkannya di dunia. Sampai pada akhirnya, ibunya mendapatkan banyak ocehan dari
para pelanggannya di grup whatsapp “Para Pecinta Ketela”.
Setibanya di kampus,
Aska langsung berlari menuju kamar mandi Sastra. Engahan yang tak terkendali
ditambah dengan derasnya kucuran keringat membuat wajahnya semakin tampak
seram. Tanpa terencana ia menabrak seorang cewek yang melintas di sekitar kamar mandi Sastra.
“Brakkkkkk!!!” bunyi suara tabrakan yang menyebabkan mereka terjatuh bersamaan.
“Aduhh... perutkuuu...” keluh cewek tersebut.
Setelah disadari, ternyata cewek yang ditabrak
adalah dosen pembimbingnya. Bukannya takut jika mendapat masalah diskripsinya
yang tak rampung-rampung, Aska malah menikmati keadaan tersebut dengan penuh
perasaan.
Posisi jatuh mereka sangatlah istimewa. Aska
berada tepat di atas Bu Pina yang sedang terpejam menahan sakit akibat
tabrakan. Paras cantik Bu Pina membuat Aska terpana. Aska terus memandangi
wajah Bu Pina dengan penuh rasa yang membuatnya ingin melakukan suatu ide gila.
“Pina.. Ini akang…” bisik Aska pelan dengan tatapan sayu.
Bisikan tersebut menuntun Bu Pina untuk
membuka matanya. Bu Pina tampak ling-lung, ia tidak menyadari bahwa sedang apa
dia di sana dan mengapa ada makhluk aneh berada di atasnya. Namun, beberapa
detik kemudian ia tersadar karena tetesan keringat Aska berjatuhan di wajahnya.
Tanpa pikir panjang, Bu Pina langsung saja melakukan gerakan tendang.
“Wattcyaaaaaaa!!!”
Seketika tendangan Bu Pina membuat tubuh Aska
terbang dan tersungkur di selokan. Bu Pina sangat lihai dalam urusan bela diri,
karena sebelum jadi dosen ia pernah memenangkan kejuaraan MMA tingkat nasional.
Ia beralih profesi menjadi dosen karena mendapat pesan dari ayahnya yang sudah tiada. Saat berada di kursi goyang sebelum napas terakhirnya, Ayahnya berkata bahwa Pina tak akan mendapat jodoh jika masih terus bergelut di dunia
baku hantam.
“Aduuuhhhhhh.....” teriak Aska dari dalam
selokan, samping kamar mandi Sastra.
Terlihat dengan jelas, Aska meronta-ronta di
dalam selokan sambil menggenggam celana bagian tengah. Tendangan Bu Pina tepat
mengenai sasaran ke titik terlemah cowok, yaitu di pusat bertemunya semua arah jahitan.
ConversionConversion EmoticonEmoticon