Kisah Cinta Joa (Bagian 12)
( Sebelumnya mohon maaf jika ada perubahan kata panggilan, dari lo-gue menjadi kamu-aku. Joa cuma ingin berbahasa yang lebih sopan biar kamu betah ada di blog amatirku ini, hhe. Untuk bagian-bagian sebelumnya akan ada ralat. Makasih yang sudah berkenan datang sob :’) )
“Adduuhh... Baru aja selesai buat masak udah keblokir sih Nggar ?! Apa kamu hanya ingin mempermainkanku ?! Jawab !” [aku kan kesal, kamu ngerasa kesal ga ? Peka dong! Eh, maaf.. kamu baik kok, hehe.. kamu gateng/cantik bangeettt.. masa pembaca ga peka, haha.. bercanda nih akunya.. (#membela diri) (Joa emang gak waras nih).
“Eh, malah nyalahin aku. Kamu tau etika terimakasih kaga sih ?! kamu tuh kebanyakan ngeAdd orang tau’! Coba kamu bayangin, jika aku minta premen ama kamu, lalu kamu ngasih aku satu, pasti kamu masih ikhlas. Iya ga ?” ujarnya.
“Iya,” ini aku yang ngomong, tadi itu Anggar.
“Coba kalau setelah kamu kasih aku satu, lalu aku minta sepuluh lagi. Walaupun kamu hanya punya sembilan kan pasti kamu ga ikhlas kan jika aku mintanya nglunjak gitu ? Lalu kamu pasti kaya punya persaan benci. Iya ga ?”.
“Iya,” ini aku lagi yang ngomong, tadi itu juga Anggar lagi.
“Lha, fesbuk juga gitu. Saat dia ngerasa benci, caranya dia nunjukkin kebenciannya itu dengan cara memblokir kamu. Kamu hiperbola sih...” Anggar ceramah dengan kekuatan yang dia dapatkan dari gurunya, entah siapa.
Aku pun mengangguk-anggukkan kepala seperti mudeng akan apa yang dia katakan dari tadi. Padahal gak mudeng sama sekali. Namun aku sudah bisa mengambil hikmah dari apa yang aku dengarkan tadi. Setelah itu aku mulai lagi melihat-lihat fesbukku, karena walaupun terblokir pertemanannya masih bisa digunakan untuk melakukan hal lain. Seperti menulis status walau sebenarnya tetap jomblo (padahal yang aku magsut adalah status yang biasa digunakan buat menulis keadaan maupun perasaan, bukan status hubungan. Terkadang aku gak singkron dengan apa yang aku pikirkan dengan apa yang aku lakukan, melihat-lihat foto teman (walaupun waktu itu temannya cuma Anggar karena pada belum konfirmasi), ataupun melihat beranda (isinya juga hanya entang Anggar doang, betapa ngebosanin hidup ini!!!!!!!!!).
Setelah selesai, tak terasa sudah satu jam lebih. Udah gitu uangku hanya tinggal 1500, terpaksa deh kredit pada Anggar. Aku pun siap-siap pulang dengan mengemasi barang-barangku, dari barang yang terlihat sampai barang yang aku tutup-tutupi selama ini.
“Sign out dulu Gas! Jangan sampai ada yang mengambil alihkan fesbukmu karena ketledoranmu!” ucap Anggar dengan tatapan simis.
“Oke!” sambil mengedipkan mata aku mengucapkannya ;).
"Eh iya Nggar, nih kamu aja yang bayar. Aku titip yah!" sambungku.
"Lha, ini kurang Jo uangnya?! Apa maksudmu ?!" tanyanya sambil memasang muka aneh.
"Halaah.. ama sahabt sendiri kok itung-itung sih. Aku ikhlas kok Nggar :')".
"Ikhlas kepalamu!!"
Padahal aku tak mengerti apa yang dimaksudkan Anggar diwaktu itu, sign out tuh apaan. Setauku out itu keluar, dan aku kira kalau sign itu artinya bilik yang aku tempati. Jadi presepsiku adalah keluar dari bilik warnet yang aku tempati.
Sebelum keluar aku pencet dulu kotakan biru muda yang ada di bagian atas monitor, yang ada waktu berjalannya itu. Aku hentikan waktu karena sudah merasa menyelesaikan misiku dihari itu. Tanpa pikir panjang aku pencet stop menggunakan mouse dan pencet lagi yes.
bersambung...
Kisah Cinta Joa (Bagian 12) End. Ingin tau apa yang apa yang terjadi pada akun Facebook Joa setelah ini ? ikuti terus di bagian selanjutnya yah kawan!
ConversionConversion EmoticonEmoticon